Jumat, 02 November 2012

INDUKSI PERSALINAN

Posted on November 1, 2008 by kuliahbidan Induksi persalinan adalah suatu upaya stimulasi mulainya proses persalinan. (dari tidak ada tanda-tanda persalinan, distimulasi menjadi ada) Bedakan dengan akselerasi persalinan, suatu upaya mempercepat proses persalinan. (sudah ada tanda-tanda persalinan, namun kemajuannya lambat, sehingga diakselerasi menjadi cepat) TANDA-TANDA PERSALINAN NORMAL Pasien biasanya melaporkan rasa mules / sakit perut hilang-timbul, akibat his, yang makin lama, makin kuat dan makin sering. Bisa dengan atau tanpa disertai keluar darah lendir atau cairan ketuban. INDIKASI POKOK UNTUK INDUKSI PERSALINAN 1. untuk janin yang masih dalam kandungan, pertimbangannya adalah kondisi ekstrauterin akan lebih baik daripada intrauterin, atau kondisi intrauterin lebih tidak baik atau mungkin membahayakan. 2. untuk ibu, pertimbangannya adalah menghindari / mencegah / mengatasi rasa sakit atau masalah2 lain yang dapat membahayakan nyawa ibu. Indikasi janin, misalnya : kehamilan lewat waktu (postmaturitas), inkompatibilitas Rh Pada usia kehamilan postmatur, di atas 10 hari lebih dari saat perkiraan partus, terjadi penurunan fungsi plasenta yang bermakna, yang dapat membahayakan kehidupan janin (gangguan sirkulasi uteroplasenta, gangguan oksigenasi janin) Indikasi ibu, misalnya : kematian janin intrauterin Indikasi janin dan ibu, misalnya : pre-eklampsia berat METODE INDUKSI PERSALINAN Surgikal Dengan cara : 1. melepaskan / memisahkan selaput kantong ketuban dari segmen bawah uterus (stripping), atau 2. memecahkan selaput kantong ketuban (amniotomi) Stripping, dapat dengan cara : 1. manual (dengan jari tengah / telunjuk dimasukkan dalam kanalis servikalis) 2. dengan balon kateter Foley yang dipasang di dalam segmen bawah uterus melalui kanalis servikalis, diisi cairan (dapat sampai 100 cc pada Foley no.24), diharapkan akan mendorong selaput ketuban di daerah segmen bawah uterus sampai terlepas (BUKAN untuk dilatasi serviks). Amniotomi, selaput ketuban dilukai / dirobek dengan menggunakan separuh klem Kocher (ujung yang bergigi tajam), steril, dimasukkan ke kanalis servikalis dengan perlindungan jari-jari tangan. Medisinal Dengan menggunakan obat-obat untuk stimulasi aktifitas uterus, misalnya spartein sulfat, prostaglandin (misoprostol-derivat prostaglandin) atau oksitosin. Sedang dalam penelitian : penggunaan preprarat prostaglandin tablet misoprostol intravaginal (dipasang di ruang fornix). Pada beberapa kepustakaan, induksi prostaglandin intravaginal disebutkan dapat dilakukan bersamaan dengan pemakaian balon kateter Foley (gambar). Di FKUI/RSCM : digunakan juga oksitosin. Dalam kolf 500 cc dextrose 5%, dicampurkan 5 IU oksitosin sintetik. Cairan oksitosin dialirkan melalui infus dengan dosis 0.5 mIU sampai 1.0 mIU per menit, sampai diperoleh respons berupa aktifitas kontraksi dan relaksasi uterus yang cukup baik. Hati-hati, Kontraksi uterus yang terlalu kuat dan relaksasi yang kurang akan dapat berakibat buruk terhadap janin karena gangguan sirkulasi uteroplasental. Evaluasi : dapat diulang sampai dengan 3 kali. Jika persalinan belum maju, dinyatakan refrakter / induksi gagal. Jika sudah terdapat aktifitas kontraksi uterus sebelumnya tetapi tidak baik (misalnya pada incoordinated uterine action), aktifitas tersebut dieliminasi lebih dahulu misalnya dengan pethidine 50 mg, baru dilakukan induksi. TANDA-TANDA INDUKSI BAIK 1. respons uterus berupa aktifitas kontraksi miometrium baik 2. kontraksi simetris, dominasi fundus, relaksasi baik (sesuai dengan tanda-tanda his yang baik / adekuat) 3. nilai pelvik menurut Bishop (tabel) PRINSIP !! 1. penting : monitor keadaan bayi, keadaan ibu, awasi tanda-tanda ruptura uteri 2. penting : harus memahami farmakokinetik, farmakodinamik, dosis dan cara pemberian obat yang digunakan untuk stimulasi uterus. KONTRAINDIKASI INDUKSI PERSALINAN 1. kontraindikasi / faktor penyulit untuk partus pervaginam pada umumnya : adanya disproporsi sefalopelvik, plasenta previa, kelainan letak / presentasi janin. 2. riwayat sectio cesarea (risiko ruptura uteri lebih tinggi) 3. ada hal2 lain yang dapat memperbesar risiko jika tetap dilakukan partus pervaginam, atau jika sectio cesarea elektif merupakan pilihan yang terbaik. Share this: • StumbleUpon • Digg • Reddit • Rangsangan Cepat Dengan Induksi Persalinan by syakur on May 8, 2012 Induksi persalinan adalah sebuah metode kedokteran untuk merangsang tanda-tanda terjadinya persalinan baik sebelum maupun lewat dari waktu persalinan normal yang biasanya telah diperhitungkan oleh dokter. Setiap ibu yang telah menanti kelahiran bayinya selama lebih dari sembilan bulan pastinya menginginkan proses kelahiran bayinya lancar dan aman sehingga ibu dan bayinya selamat. Tapi ada-ada saja hal-hal yang tidak dapat diprediksi atau kondisi-kondisi dari ibu maupun bayi yang memaksa proses kelahiran tidak berjalan seperti seharusnya. Persalinan dengan induksi biasanya dipilih oleh dokter sebagai jalan tengah yang harus diambil. Sebab-Sebab Induksi Persalinan Dilakukannya induksi persalinan sebenarnya memang disebabkan oleh berbagai kondisi dari ibu, bayi, atau kondisi-kondisi tertentu yang berhubungan dengan kelahiran. Ada beberapa sebab mengapa metode induksi dipilih yang sebagian besar dipilih berdasarkan kondisi kesehatan ibu, bayi, ketuban, dan masa kehamilan. Berdasarkan kondisi ibu, sebagian besar kelahiran dengan induksi dilakukan karena si ibu memiliki diabetes gestasional atau gula darah yang tidak terkontrol, tekanan darah tinggi, dan penyakit herpes. Persalinan melalui induksi sangat dibutuhkan dalam kondidi tersebut untuk menyelamatkan si ibu. Yang kedua adalah adanya pertimbangan pada bayi yang akan berakibat fatal jika bayi berada dalam kandungan terlalu lama. Beberapa kondisi pada bayi yang memaksa dokter menerapkan induksi persalinan adalah oligohidramnion atau kurangnya air ketuban, lambatnya pertumbuhan bayi dalam kandungan, dan janin yang sudah lewat masa kelahirannya. Terjadinya air ketuban yang pecah sebelum waktu kelahiran atau masa kontraksi juga menjadi dampak yang mempengaruhi penerapan persalinan melalui induksi. Jika bayi tidak dikeluarkan dalam waktu paling tidak 24 jam setelah pecahnya ketuban, maka akan terjadi infeksi pada ibu dan juga bayinya. Umir kandungan yang telah melewati 9 bulan 10 hari yaitu kira-kira 7 hari lebih, bayi juga harus dikeluarkan dengan cara induksi ini agar tidak mengalami komplikasi. Ini dikarenakan plasenta yang menghubungkan ibu dan bayi sudah tidak berfungsi lagi. Macam-Macam Teknik Induksi Persalinan Ada dua teknik dari persalinan induksi yaitu teknik mekanik dan kimia. Teknik mekanik adalah teknik yang dilakukan secara manual. Ada beberapa cara mekanik yang biasanya dilakukan seperti memecahkan ketuban saat proses persalinan, memasangkan balon keteter di mulut rahim, dan menerapkan metode stripping. Teknik kimia pada induksi persalinan biasanya dilakukan dengan rangsangan obat baik dengan cara meminumnya, lewat infus, dan memasukkannya dalam vagina. Ringkasan: Induksi persalinan adalah sebuah metode kedokteran untuk merangsang tanda-tanda terjadinya persalinan baik sebelum maupun lewat dari waktu persalinan normal yang biasanya telah diperhitungkan oleh dokter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar